Bocah Langit dan Anak Alam

Panas mentereng, matahari yang kepanasan akibat tingkah polah manusia. Tidak peduli dinginnya sang waktu yang memang enggan memperhatikan sekitar jagat maupun Andromeda dan bima sakti.

anak langit, hasil kehidupan

anak langit, hasil kehidupan

Disebuah pulau, di sebuah Negara, disuatu provinsi, dan di suatu desa. Panasnya cuaca tak menjadi soal perkara, maupun pikiran. Masyarakat desa tak terpengaruh, malah terbiasa beraktifitas dengan panasnya cuaca, dan panasnya hati karena kekurangan uang. Bocah-bocah terlihat berkumpul di kaki bukit, semuanya duduk melingkar, terkecuali salah seorang bocah yang sedang berorasi tentang bahaya global warming, dikontaminasikan dengan sedikit pemahaman tentang politik liberal kekinian. Oh alangkah indahnya pemandangan hasil cercahan ilmu sang Tuhan pada makhluknya. Baca lebih lanjut

GURU ( Agar Tetap Digugu dan Ditiru)

Pada periode perang dunia ke dua tepatnya setelah pihak amerika menjatuhkan bom atom di wilayah Nagasaki dan Hiroshima. Kaisar Hirohito, yakni, kaisar jepang waktu itu bertanya kepada penasehatnya , yang dipertanyakan bukan tentang berapa rakyatnya yang tewas, atau berapa jumlah prajurit yang tersisa tapi yang dipertayakan sang kaisar adalah berapa guru yang masih hidup. Kisah historis ini mempunyai  pesan bahwa pendidikan itu no satu, hal yang bisa membuat sebuah Negara itu besar dan makmur adalah bidang pendidikan  dan selanjutnya adalah bidang yang lainnya. Jadi guru mempunyai peran yang besar untuk membangun sebuah kemajuan Negara. Pendidikan itu sendiri tak  bisa lepas dari campur tangan seorang guru. Maka tak heran Negara seperti Jepang maju pesat dalam perekonomian, bidang teknologi, bidang keilmuan dan bidang-bidang lainnya didunia. itu dikarenakan  pemerintah dan masyarakatnya begitu memperhatikan kesejahteraan gurunya. Baca lebih lanjut