Sungguh sejahtera dan bangga bagi masyarakat suatu bangsa bila negaranya tidak terkontaminasi dengan hal yang berbau korupsi. Apakah kitapun bisa mempunyai rasa bangga pada Negara kita, Negara sebagai produsen koruptor yang lumayan terkenal didunia (menggunakan kata lumayan agar tidak terkesan terlalu buruk)). Akan bangga, bangga dalam keterpurukan, dan ketertekanan masyarakat yang semakin dihantui oleh penyakit korupsi.
Figur seorang pemimpin yang mampu bertindak untuk meredam dan megurangi hingga ketingkat nol persen pada masalah korupsi itu yang masyarakat idamkan. Selain itu butuh pula seorang dokter spesialis koruptor untuk membuat sebuah vaksin anti korupsi. Jadi semenjak dini masyarakat harus diberi vaksin tersebut agar virus atau akar penyakit korupsi tak terjangkit dilingkungan sekitar. Selain itu diperlukan pula para pemuka agama yang giat dalam khotbahnya memberikan sugesti dan stimulus kepada para jemaatnya hingga jemaatnya selalu taat kepada Yang Maha Esa, dan terus menjauhi sifat terkutuk korupsi dari para iblis koruptor. Peran orang tuapun tak kalah urgennya dalam memerangi ancaman korupsi, dengan selalu memberikan contoh yang baik terhadap anggota keluarganya, bisa dengan selalu memberikan arahan dan pengertian kepada anak-anaknya tentang bahaya korupsi, juga penjelasan bahwa profesi menjadi koruptor itu akan memecah belah, merusak dan menghancurkan sebuah keluarga dari keluarga kecil, hingga keluarga bangsa dan Negara.
Peran kerja sama antara pemerintah dan berbagai pihak itu yang dibutuhkan disaat negaranya hampir ditelan kerusakan akibat badai korupsi. Bukan kerjasama agar bapak koruptor memenangkan pemilihan, tapi kerjasama agar bapak koruptor ditiadakan. Marilah buat segel kepada para generasi muda dengan segel “kami bukan generasi korupsi”
Terus mendukung upaya KPK untuk memberantas korupsi