Kisah Waktu Lalu

Anak manusia para penjaga alam. Suasana hidupnya silih berganti, dari keadaan hati yang berubah mengikuti keadaan. Hanya cinta dan kasih sebagai pembeda.

 

 

masa kecil

 

menceburkan diri kesungai

 

 

kerasnya hidup

 

pergi ke ladang

 

aku dan ayah

 

gembala

 

insiden

 

sendiri dan rel

 

berlari

 

pedagang keliling

 

pemungut sampah

 

petani

 

pemotong kayu

Bayi Kambing Itu Bernama Oyek

gembala kambingObot hari ini riang, kenapa riang? Ternyata kambingnya yang hamil, pagi tadi melahirkan, dan alangkah senangnya si Obot tatkala mengetahui kambingnya melahirkan bayi kembar laki dan perempuan. Obotpun sudah dari jauh hari menyiapkan nama untuk sang bayi. Alzheimer, itu sebuah nama yang akan Obot berikan pada sang bayi. Nama tersebut ia berikan kepada sang bayi agar sesuai dengan nama ibunya, yaitu Almanak. Karena Obot tidak menyangka  kambingnya lahir kembar, jadi Obot hanya menyiapkan satu nama, maka akhirya Obot memikirkan sebuah nama lagi untuk bayi kambing yang satunya.

Obot dari siang hingga petang melamunkan tentang sebuah nama, karena ternyata dia masih belum menemukan nama yang cocok untuk bayi kambing lelakinya (diputuskan nama Alzheimer untuk bayi kembing perempuannya). Dipandanginya padang rumput didepannya, dengan ditemani kambing-kambing peliharaannya yang lain, membuat suasana sore hari tampak sendu dan syahdu. Sesekali Obot melontarkan candaan ke kambing-kambingnya, dan gelak tawa terdengar manja dari perut kambing-kambingnya yang buncit. Setelah lama dia melamun Obot akhirnya stres karena belum juga menemukan sebuah nama.

***

Obot berlari kencang, dengan nafas terengah, terasa sesak dengan perasaan yang amat sangat takut. Dengan melihat dia berlari membabi-buta tak jelas arah, dia tampak dikejar sesuatu. Obot pun bersembunyi dibelakang sebuah batu yang besar di tengah hutan, seraya dia mencoba mengatur nafasnya yang terlihat seperti akan habis. Teriakan hebat terdengar seisi hutan, dan teriakan tersebut ternyata teriakan kekagetan Obot saat ia melihat batu yang dipakai sebagai tempat bersembunyi nya itu berubah menjadi kambing raksasa bermata satu. Teriakan obot semakin hebat tatkala si monster kambing mendekatinya dan mengajaknya bersalaman. Ternyata monster kambing itu namanya Oyek, teriaklah Obot sejadi-jadinya.

Obot membuka mata dengan perasaan kalut dan takut,  ternyata yang dialami Obot hanya sebatas mimpi, kosentrasinya untuk menemukan sebuah nama membuat ia mengantuk dan akhirnya tertidur. Tanpa sadar langit sudah menghitam, dan kambing-kambing peliharaan yang menemaninya tadi sudah kembali pulang kerumahnya masing-masing.

Obot berjalan dengan gontai menuju rumahnya, dengan pikiran yang masih bingung karena mimpi yang dialaminya, ia mengingat-ngingat kembali peristiwa yang terjadi di alam mimpinya. Raut muka Obot perlahan-lahan tampak Sumringah, Obot menemukan apa yang ia inginkan dalam mimpinya itu. Dia bergegas menuju rumahnya dengan girang sambil menyebut nama Oyek, sesekali diapun berteriak.

Namun Obot kelihatan gusar sesampainya di rumah, dia gusar karena lelah mencari Almanak, Alzheimer, dan sang bayi kambing laki yang akan ia namai Oyek. Dia mencari-cari dikandang sebelah rumah, di rumah tetangga, dan di semua ruangan di dalam rumahnya, namun hasilnya nihil. Obotpun bertanya kepada Ibunya perihal keberadaan Almanak dan anak kembarnya.gembala kambing

Kaget si Obot mendengar ungkapan dan pemaparan ibunya, ibunya Obot menjelaskan bahwa si Almanak telah dijual kepasar hewan oleh suaminya yang tak lain Bapaknya Obot, dan dia pun menceritakan bahwa tadi siang ada rombongan remaja kota yang piknik liburan kekampungnya, dan para remaja kota itu lewat kedepan rumahnya Obot ketika mereka mau pulang, salah seorang remaja kota tak sengaja melihat kandang si Almanak. Remaja kota tersebut lantas senang dan gemas saat  melihat bayi kambing yang kembar, anak si Almanak. Dan pada akhirnya remaja kota tersebut menemui ibunya Obot dengan maksud ingin membeli bayi kembar tersebut. Dengan senang hati Ibunya Obot menjual anak kambing itu. Dan dengan tersenyum sumringah dan gembira ibunya Obot menjelaskan hal itu kepada Obot.

Obotpun pusing, serasa dunia akan meledak. Berjalanlah Obot kekamarnya dengan tersedu sedan. Berbaringlah dia diranjang kesayangannya, tidak sampai satu menit akhirnya Obot memutuskan untuk pingsan sambil berucap Oooyeek.