Suara berat dan serak yang khas dari Bill Pery terdengar pagi itu, ia menyanyikan lagu love scarsnya. Kekuatanpetikan blues pada gitar, dan nuansa disco terasa menjalar keseluruh ruangan kamar. entah dia melamun atau entah dia sedang menghayati hentakan blues yang keluar dari perangkat audio di kamarnya. Yang jelas, hingga pagi ini dia belum memejamkan matanya, belum pula ia makan sesuatu dari 2 hari kemarin. Susah diperingati, tak mau disuapi. Rupanya kepedihan membuatnya bisu, kelu,dibutakan oleh trauma yang mendalam.
Kemarin lusa m’bu (sebutan untuk ibunya) dan apak (sebutan untuk ayahnya) pergi untuk menengok cucunya (anak dari kakaknya/keponakan) yang di luar kota, maklum yang namanya cucu pertama, 1 minggu saja tak bertemu selalu timbul rasa rindu untuk bertemu. Namun naas yang terjadi, belum sempat melihat sang cucu. M’bu dan apak harus pergi dari dunia fana ini, mobil yang di kendarai masuk jurang, tersenggol truk yang ugal-ugalan. supir pribadi apak kini masih kritis, masih koma. Sang supir truk hingga kini tak tahu dimana keberadaannya.
Terbangun karena mendengar suara yang berbunyi dari ponselnya, Jam dinding menunjukan pukul 3 dini hari, sambil malas dia mengambil ponselnya, tertera nama kakaknya di layar ponsel, masih dengan keadaan mengantuk dia menjawab panggilan telpon dari kakaknya. “m’bu dan apaak… m’bu dan apak mengalami kecelakaan, mereka tak selamat, kini sudah pergi ke alam yang tenang” terdengar isakan haru “kamu sabar, kamu harus kuat, apak dan m’bu akan dibawa ke lembur, pagi ini mereka akan disemayamkan disana, dan akan di makamkan di astana keluarga”. Sunyi sejenak terasa ada yang menahan tangis, menahan duka yang dalam. “supir kakak nanti akan kesana jemput kamu, kakak pergi kelembur duluan sembari mengurus semuanya” “yang sabar, kamu harus kuat”. Panggilan terputus, keheningan panjang terasa. Seakan tiada siapa-siapa, tak ada jalan untuk memapah, dia terdiam cukup lama, kini di temani dengan menitiknya air mata.
Sehari setelah orang tuanya dimakamkan, yang dilakukan hanya termenung dan melamunkan kenangan yang pernah ia miliki. Sejam yang lalu tanda pesan dari ponselnya bergetar, baru sekarang dia baca pesan di ponselnya dengan kebingungan dan perasaan tak tentu. My lovly, nama seseorang yang mengirim pesan ke ponselnya.
“kMu kemana Aja? udah dri 2 Hri kMu tk kbarin aku, ku hbungin pun tk bsa”
“Mau kM apa? Disa2t hbngan kita yg lg renggang , banyak masalah”
“kmu mlah mnghlang”
“Mo lari dr mslah? Skrg ku dah gk than & ku dah buat plhan”
“kiTa udahan, & kmrin tmnmu Miko nmbak aku. Skrng kita dah jadian, puas KAMUU?!!!”
“PLEASE LEAVE From MY LIFE”
Kepedihan yang mana yang ia rasakan? kehilangan yang mana yang ia rasakan?